Sekarang kita bahas tentang jaringan enterprise.
Sebelumnya kita sudah berkenalan dengan infrastruktur jaringan komputer masa kini. Tapi yang kita bahas disana masih sedikit perkenalannya dan sejarahnya saja.
Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa seorang CCNA sudah dipercaya bisa mengelola jaringan skala medium-high, atau disebut dengan jaringan komputer kelas enterprise.
Seperti apa jaringan enterprise itu?
Sebelum kesana. Kita akan melakukan review pemahaman terlebih dahulu.
Yaitu tentang collision domain dan broadcast domain.
Sudah paham kan konsep dasar collision domain dan broadcast domain?
Kalau belum, silakan baca artikel sebelumnya.
Mari kita mulai.
Saya akan mereview pemahaman kamu dengan menghitung jumlah broadcast domain dan collision domain.
Perhatikan gambar jaringan komputer berikut:
Berapa jumlah broadcast domain dan collsion domain di jaringan ini?
Kita sebut ini sebuah internetwork, tapi dengan syarat di antar client yang terhubung dengan port router yang berbeda tersebut sudah bisa saling komunikasi. Dengan kata lain, client menjadikan IP di port router tersebut sebagai gatewaynya.
Apa jaringan kayagini benar-benar ada yang buat?
Yah ada.
Tapi masing-masing tentu berbeda performanya. Bisa kita bedakan menjadi 3 jenis berdasarkan posisi di gambar: bagian atas, bawah, dan kiri.
(PS: router tergabung ke setiap bagian jaringan)
Jaringan Hub (Bawah)
Hub tidak memecah broadcast domain, juga tidak memecah collision domain.
Jadi jaringan hub diatas memiliki satu broadcast domain, dan satu collision domain.
Berarti dari semua perangkat yang terhubung dengan hub, tidak bisa melakukan transmisi secara bersamaan. Pasti mengalami benturan (collision).
Sebenarnya untuk mengatasi collision, hub menggunakan protokol csma/cd. Tapi tetap saja jaringan ini tidak disarankan.
Jaringan Switch (Kiri)
Lebih baik dari hub, setiap port di switch memiliki collision masing-masing. Jadi ada 5 buah collision di jaringan switch tersebut.
Tapi masalahnya, jaringan switch (tanpa VLAN) masih berada dalam satu broadcast domain.
Jaringan Bridge (Atas)
Bridge secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan switch. Memecah collision domain dan memiliki sebuah broadcast domain.
Tapi pada jaringan diatas, bridge terhubung ke dua buah hub. Berarti collision domainnya hanya 3 (sesuah jumlah port hub yang digunakan).
…
Nah, sekarang.
Berapa jumlah keseluruhan collision domain dan broadcast domain pada contoh jaringan diatas?

Berani saya pastikan, sampai beberapa materi kedepan (hingga VLAN) saya akan sering menyinggung tentang broadcast domain dan collision domain.
Okay.
Sudah jelas yaah. Kalau masih bingung silakan dibaca-baca ulang sampai paham.
Pertanyaan selanjutnya.
Jaringan mana yang paling baik diantara ketiga jaringan tersebut?
Sebelah kiri, jaringan switch.
Jenis jaringan inilah yang sering kita temui saat ini, tapi kalau nanti jumlah host yang terhubung sudah semakin banyak, broadcast domain akan semakin luas sehingga performa jaringan semakin buruk.
Perlu dicatat: switch memang digunakan untuk menyegmentasi jaringan. Tapi switch tidak memecah broadcast domain secara default, kecuali dengan penerapan VLAN.
Maka jaringan saat ini yang kita temui rata-rata sudah menerapkan VLAN.
Skala jaringan bisa kita bedakan menjadi 3 jenis:
- Small network (home based network): atau kita sebut jaringan rumahan.
- Small home office network (SOHO).
- Enterprise network.
Jenis jaringan yang pertama tidak perlu kita bahas, tentu kamu sudah sering melihatnya sehari-hari.
Kita bahas dua jenis yang terakhir.
Jaringan Small Home Office (SOHO)
Ini jenis jaringan yang biasa digunakan oleh perkantoran yang sederhana (biasanya dengan jumlah puluhan hingga ratusan karyawan).
Lebih tepatnya tergantung kebutuhan.
Tidak harus perkantoran di gedung-gedung. Sekarang ini juga sudah banyak usaha rumahan yang membutuhkan koneksi internet dan …
ah ealah, haregene moso ga internetan.
Langsung aja, berikut contohnya:

Mari kita amati perangkatnya satu persatu:
- Access Point (AP): memungkinkan perangkat terhubung secara nirkabel (wireless). AP bisa standalone, berarti dikonfigurasi satu persatu. Sekarang sudah ada WLAN Controller, kita bisa mengkonfigurasi banyak AP melalui WLAN Controller tersebut. Lebih lengkap dibahas di CCNA Wireless.
- IP Phone: perangkat telepon yang bisa terhubung ke jalur data, memiliki IP. Di switch kita bisa mengkonfigurasi vlan voice sendiri karena data suara membutuhkan transmisi yang berbeda dari data biasa, sehingga harus dipisahkan. Lebih lengkap dibahas di CCNA Collaboration.
- Firewall: biasa diletakkan sebelum router, agar menyaring trafik dari luar (untrusted network). Pada dasarnya firewall bekerja sampai layer 4 transport, tapi sekarang sudah banyak Next Generation Firewall (NGFW) yang bisa bekerja hingga ke layer 7 application.
Secara umum dikatakan firewall, namun sebenarnya ada IDS (detection) dan IPS (prevention). Cisco memiliki firepower yang sekarang sudah ada yang include di perangkat ISR router, ASA, atau meraki. Lebih lengkap dibahas di CCNA Security.
Jaringan Enterprise
Sesuai tulisan sebelumnya tentang manfaat memiliki sertifikat CCNA.
Fokus utama pada jaringan yang menjadi tanggung jawab seorang network engineer adalah bagaimana performa jaringan tersebut tetap baik meski banyak host mengirim trafik tanpa henti dalam waktu bersamaan.
Semua performa tersebut baik dari kecepatan transfer data, keamanaan, semuanya harus scalable (terukur). Gampang dilakukan pengembangan di masa mendatang.
Tidak seperti jaringan soho, perusahaan-perusahaan besar memiliki infrastruktur jaringan yang lebih kompleks. Misal; dengan keberadaan branch office atau data center, yang biasanya berada di lokasi yang berbeda.
Seperti ini kira-kira gambaran jaringan enterprise:

Contoh jaringan ini saya ikuti dari CCNP Route Official Cert Guide – Kevin Wallace.
Kamu dapat membacanya langsung (kalau punya bukunya).
Dalam mendesain jaringan kita mengenal 3 tier hierarchical, yakni:
- Core
- Distribution
- Access
Three-hierarchical ini masuk ke dalam ruang lingkup switching atau ethernet network.
Dengan kata sederhana, fokus switch itu adalah desain alur data internal, tidak memikirkan packet atau layer 3. Sedangkan fokus routing sebaliknya, jika kita ingin menghubungkan ke network yang berbeda, misalnya ke ISP.
a. Building access
Biasanya menggunakan router layer 2. Dalam penerapannya juga sering menggunakan layer 3. Tapi kalau perangkat cisco biasanya lebih mahal, maka layer 2 cukup. Disini switch terhubung langsung ke end devices. Hal yang perlu dikonfigurasi lebih ke keamanan, baik dari segi pengamanan BPDU ataupun autentikasi end devices.
b. Building distribution
Lebih banyak konfigurasi, mulai dari redistribusi protokol, link aggregation (menyatukan beberapa link), penetapan rules seperti access list, packet filtering, VLAN, dan sebagainya. Biasanya menggunakan switch layer 3.
c. Building core
Biasanya jarang disentuh. Tapi paling intim karena pengaturan trafik ada disini, bagaimana supaya data tetap reliable. Biasa menggunakan router atau switch layer 3 (high-end).
d. Edge distribution
Untuk mengatur trafik masuk dan keluar dari campus network. Biasa menggunakan router atau switch layer 3 (high-end).
e. Internet gateway
Yang terhubung ke internet (public). Menggunakan router. Praktik terbaiknya adalah menggunakan lebih dari satu layanan ISP. Hal ini mencegah jika suatu saat ISP yang kita gunakan mengalami gangguan.
f. WAN Aggregation
Seperti internet gateway, namun digunakan untuk terhubung ke remote office, biasa menggunakan remote connection seperti VPN, IPsec, dan sebagainya. Penerapan MPLS banyak dilakukan disini.
Well.
Saya yakin ini akan sulit dipahami diawal.
Sesuai judul, ini hanya perkenalan. Sebagai gambaran, bahwa kira-kira seperti inilah cikal bakal bentuk jaringan yang akan bisa di handle setelah menguasai CCNA.
Tentunya di lapangan nanti beragam, tidak harus mengikuti struktur diatas. Begitu juga perangkat yang digunakan.
Kesimpulan
..dan pada intinya. Target kita nanti adalah memahami dan menguasai konsep maupun konfigurasi jaringan enterprise diatas.
Tidak sulit, yang penting mau berusaha.
Sampai ketemu pada materi berikutnya.
Kamu bisa mengomentari artikel ini melalui channel telegram ngonfig.net.
mantap pa patur
Sama-sama pak, semoga bermanfaat.
Saya tau lho ini siapa :v
terus semangat buat posting pak, biar saya bisa belajar
Terima kasih mas Alfian. Doakan bisa rutin update terus.
Blog ini masih jauh dari kata sempurna. Hehe. Tapi semoga bermanfaat.
saya ambil kelas CCNA di US tapi bahasa inggris saya masih gak jelas. dan ambil kelas singkat 5 hari doang.. dengan adanya blog ini saya bisa lebih ngerti dengan jelas ?
makasih om
Alhamdulillah kalau blog ini bisa bermanfaat mas. Terima kasih kunjungannya.
pak fathur,
kelanjutan dari materi ini apa ya,
saya boleh minta share step2 nya pak via email saya,
atau bisa buat kan daftar isi mulai dari thap pengenalan smpai konfigurasinya pak.
saya sangat tertarik membaca tulisan bapak dan kebetulan saya sedang belajar cisco untuk penerapan di perusahaan saya pak.
Pak Aris, materi ini hanya sebagai gambaran atas jaringan enterprise (campus network) dalam scope CCNA RS. Materinya jika dijabarkan satu persatu akan sangat panjaaang sekali.
Intinya three tier hirarkikal diatas lebih ke penempatan posisi switch sesuai fungsinya, dalam sebuah building. Konektifitasnya ke building2 lain, baik satu tempat maupun remote network, dilakukan oleh router (routing).
Tidak terlalu dibahas remote network connectivity di scope CCNA RS. Dibahas sedikit di CCNP (lebih tepatnya dipisah ke security dan service provider).
Sejujurnya daftar isi (outline) ini belum saya bikin, bisa mengacu ke buku2 CCNA RS pak karena saya juga mengacu kesana. Hehe
Saat ini postingan yang sudah dipublikasi diusahakan bertahap dari materi yang sangat dasar hingga ke tingkatan diatasnya agar lebih rapih. Bisa cek postingan2 yang terbaru.
Salam Bang, luar biasa ini jariyah pahalanya..